Minggu, 02 Oktober 2011

Senyum Terindah Dan Terakhir

Syla Amila,itulah nama sahabatku.Dia selalu hadir dalam hidupku.Aku sangat mengenal Syla,dialah sosok yang kukagumi.Syla selalu tegar dalam menghadapi suatu cobaan yang menerpanya.Senyumnya yang indah selalu bisa meluluhkan hatiku saat aku sedang menasihatinya,Nilai raportnya tidak pernah merah,dialah seorang yang dianugrahi kecerdasan oleh Allah SWT.Tapi waktu menemuinya dalam keadaan sadar mungkin kurang beberapa hari lagi.Penyakit berbahaya yang telah bertahun-tahun menyerangnya,membuat Syla lebih sering ditempat yang penuh dengan aroma obat-obatan dan dia tidak pernah melakukan aktivitasnya lagi seperti biasanya yang biasanya dilakukan oleh anak seusianya.Penyakit yang menyerang Syla juga pernah dirasakan ibunya,yang telah lama pulang ke rahmatullah.Saay aku pulang sekolah,aku langsung berganti pakaian dan segera menuju ke supermarket untuk membeli buah-buahan,''Cio....."terdengar suara menyapaku dari belakang.Saat aku berbalik terlihat sesosok pria tinggi,berumur sekitar 50 tahun."ehh.....om Salim,beli buah juga ya ?Gimana keadaan Syla,apa dia sudah sadar ?"tanyaku bertubi-tubi."Alhamdulillah sekarang Syla sudah sadar.Cio mau menjenguk Syla ya...?""iya om"Kalau gitu bareng om aja.Om mau juga ke rumah sakit,''''tawar Om Salim.""Iya om makasih"Kami langsung menuju rumah sakit."Syla....."kataku sambil mendekapnya dengan penuh kerinduan."Syl....kamu cepat sembuh ya.....Aku rindu saat-saat kamu bersama kamu beberapa tahun yang lalu.Sepi itulah yang aku rasakan saat ini,Syi....."Kataku usai mendekapnya,dengan mata yang berkaca-kaca."Kamu ngak usah khawatir aku pasti akan sembuh,ya,kan pa ?"Om Salim hanya mengangguk dan mengiyakan ucapan anak semata wayangnya itu.Hari berganti hari.Keadaan Syla seakan tak dapat diseelamatkan.Darah yang keluar dari hidung semakin sering dan semakin banyak keluar dengan sia-sia.Hatiku makin pedih,apalagi Om Salim.Ia takut kehilangan gadis semata wayangnya itu yang genap berusia empat belas tahun itu.Seperti biasanya,hari inipun aku akan pergi kerumah sakit.Huh.....siang ini sang mentari bersinar dengan sesukanya,Sesampainya di rumah sakit,aku melihat Syla seperti makhluk yang tak berdaya,hidung,mulut,dan telinganya mengeluarkan darah yang tak henti mengalir.Hatiku getir,tak kuasa aku menahan tangisan ini,begitu juga dengan om Salim.Tak lama hal itu berlangsung detak jantung Syla berhenti.Tuhan sudah berkehendak lain.Hal ini paling terjadi.Langit yang berwarna cerah berubah kelabu,tetesan kristal berjatuhan dari langit."Syla....."teriakku bersama petir.Syla telah menyusul ibunya.Selamat jalan Syla.....".Tak kulupakan kenangan terindah kita saat senyumu yang pertama dan terakhir lalu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar